ARTI
FILOSOFIS LOGO STIA YPPT PRIATIM TASIKMALAYA
A.
ELEMEN – ELEMEN
LAMBANG
1. Lambang
STIA Tasikmalaya dirumuskan sebagai:
a. Citra
( Gambaran bentuk, motif ) sebuah Perisai berbentuk segi lima yang didalamnya
terlukis;
b. Citra
Pohon Beringin;
c. Citra
bunga Teratai;
d. Citra
Senjata Tradisional Kujang (Kudi Hyang);
e. Citra
Bintang;
2. Apabila
dipandang perlu, diantara komposisi Citra (b), (c) dan (e) dengan garis pinggir
dapat ditulis dengan nama perguruan tinggi, yaitu “SEKOLAH TINGGI ILMU
ADMINISTRASI.”
3. Setiap
elemen yang terdapat dalam lambang STIA Tasikmalaya masing-masing mempunyai
historis, arti simbolik – filosofi Citra dan arti simbolik warna tertentu yang
utuh sistematik dan mandiri.
B.
ARTI HISTORIK
1. PERNYATAAN
“16” yang dilukiskan dengan “enam belas” helai akar gantungan pada citra pohon
beringin adalah arti yang menyatakan tanggal 16.
2. Pernyataan
“2” Yang dilukiskan dengan dua buah senjata pusaka tradisional kujang (Kudi
Hyang) adalah arti yang menyatakan bulan kedua atau “februari.”
3. Pernyataan
“74” yang dinyatakan dengan “tujuh” helai kelopak bungateratai (dibagian atas)
yang bertumpu pada “empat” helai kelopak lainnya (dibagian bawah) adalah arti
yang menunjukkan tahun 1974.
4. Tanggal
16 februari 1974 adalah hari jadi Akademi Ilmu Manajemen Tasikmalaya, yaitu
Perguruan Tinggi yang merupakan Embrio STIA Tasikmalaya.
C.
ARTI SIMBOLIK
FILSAFAT CITRA
1. Arti
Simbolik – Filosofi Perisai
Perisai dalam lambang ini dikonsepsikan
sebagai totalitas wujud almamater, yaitu:
Yang didalamnya
terbina secara dinamik suatu persatuan dan kesatuan masyarakat ilmiah yang
harmonis, selaras dan seimbang.
Sehingga
merupakan tatanan iklim yang kondusif bagi penerapan konsepsi wawasan
almamater.
Dalam upaya
maksimalisasi atau optimalisasi pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
2. Arti
Simbolik – Filisofi Pohon Beringin
Pohon beringin dalam lambang ini
dikonsepsikan sebagai kristalisasi dari hakikat makna, jiwa dan daya
kepemimpinan, kemandirian dan keteladanan yang dimiliki oleh sosok “ratu” yang
bijaksana (Ratu = Nayaka, Pemimpin, Leader) makna ini mengisyaratkan bahwa STIA
Tasikmalaya adalah Sumber kebijaksanaan, Keteladanan dan pengayom masyarakat.
3. Arti
Simbolik – Filosofi Bunga Teratai
Bunga teratai dalam lambang ini
dikonsepsikan sebagai kristalisasi dari hakikat makna, jiwa dan daya kemampuan
akademik yang tinggi sebagaimana dimiliki oleh sosok “Ganeca” sejati (Ganeca =
ganesha, tokoh ilmu pengetahuan), makna ini mengisyaratkan bahwa STIA
Tasikmalaya adalah sumber ilmu pengetahuan dan teknologi yang pada gilirannya
merupakan sumber kebudayaan nasional paripurna.
4. Arti
Simbolik – Filisofi Senjata Tradisional Kujang
Senjata
Tradisional Kujang dikonsepsikan sebagai dari hakikat makna dan daya
keperwiraan serta kecantikan yang dimiliki oleh sosok “Yoda" (Yoda =
ksatria, patriot, pemuda pemberani yang berjiwa pahlawan), makna ini
mengisyaratkan bahwa STIA Tasikmalaya adalah sumber perjuangan pengabdian dan
semangat pembangunan yang tak berkesudahan. Selain itu makna ini menunjukkan profesionalitas yang tinggi
sehinga bukan saja mencerminkan keahlian, kesanggupan membangun dirinya sendiri
tetapi juga membangun masyarakat dan lingkungan. Dengan kata lain, makna mencerminkan
ilmu pejuang dan pejuang ilmuan.
Senjata pusaka
tradisional kujang dalam lambang ini masing-masing mempunyai tiga buah mata
atau lubang, yaitu simbol yang mengisyaratkan bahwa almamater senantiasa
menjunjung tinggi Dharma perguruan tinggi.
5. Arti
Simboli – Filosofis Bintang
Bintang dalam
ini dikonsepsikan kristalisasi hakikat jiwa dan daya yang dimiliki oleh sosok
“Resi” yang agung (Resi=agamawan, rohaniawan, ulama). Makna ini mengisyaratkan
bahwa STIA Tasikmalaya adalah sumber kesucian, kebenaran dan keimanan serta
ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Bintang dalam
lambang ini dikonsepsikan sebagai restalitas wujud wujud masyarakat adil dan
makmur yang merata material dan spiritual berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
Makna ini mengisyaratkan bahwa STIA Tasikmalaya dalam menjalankan kedudukan
tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya senantiasa mengacu pada tujuan, misi
dan tujuan pembangunan nasional berdasarkan hasil ketetapan MPR RI yang menurut
hukum yang berlaku.
D.
ARTI SIMBOLIK –
FILOSOFI WARNA
Arti Simbolik –
Filosofi Warna Kuning
Warna kuning dalam lambang ini digunakan
sebagai petaka (pataka) adalah warna yang melambangkan keagungan, keluluhan,
dan budi pekerti serta kejayaan dan gairah/semangat untuk selalu maju dan
berkembang terus.
Arti Simbolik –
Filosofi Warna Kuning
Warna hijau dalam lambang ini digunakan
untuk warna pohon beringin, adalah warna yang malambangkan harapan dan
keselarasan hidup,
Kesuburan dan kemakmuran kesjahteraan
lahir dan batin yang sempurna serta melambangkan kehidupan yang tenang, tentram
dan abadi.
Arti Simbolik –
Filosofi Warna Putih
Warna putih dalam lambang ini digunakan
untuk warna bunga teratai dan bintang adalah warna yang melambangkan
kebijaksanaan , kesucian dan perdamaian hakiki serta kesetiaan cinta kasih dan
pengabdian yang sejati.
Arti Simbolik –
filosofi Warna Merah
Warna merah dalam lambang ini digunakan
untuk senjata kujang, adalah warna yang melambangkan keberanian, kemandirian
dan kemajuan serta semangat pembangunan tiada henti.
Arti Simbolik –
Filosofi Warna Hitam
Warna hitam adalah lambang yang
digunakan untuk warna huruf pada kalimat “SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI
TASIKMALAYA” dan garis pinggir prisai adalah warna yang melambangkan
kesempurnaan dan keteguhan, keperkasaan dan kemenangan dalam melaksanakan amal
ilmiah serta menegakan, membela dan melindungi kebenaran.
E.
HAKIKAT DASAR
Secara keseluruhan, lambang Sekolah Tinggi Ilmu
Administrasi Tasikmalaya mempunyai kesimpulan sebagai berikut :
Pemimpin bijaksana
yang bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa paripurna dalam ilmu dan santika dalam
kerja, serta berkemampuan tinggi sebagai insan akademik dalam membangun dan
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata materil dan spiritual
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.
Atau dengan
lebih singkat keseluruhan makna Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Tasikmalaya
menunjukan eksistensi dari suatu sosok “insan akademik yang paripurna dari
Pancasila Sejati”.