PANDUAN MENJADI MODERATOR
Persiapan sebelum hari-H
1. Pelajari material setiap sesi.
Mau
cara yang gampang, minta panitia untuk kirimkan handout dari setiap pembicara. Tapi ada kalanya
(sering bahkan) handout ini tidak bisa diterima hingga hari H. Maka tempuh
alternatif lain: Anda bisa lakukan riset di internet. Dengan cara ke-2 ini,
Anda tetap harus setidaknya membaca beberapa bagian dari handout/slide begitu
Anda tiba di lokasi acara. Pengetahuan tentang materi yang akan disampaikan
akan membantu Anda:
- Membuat preview dan kata-kata pembuka sesi yang berbobot dan tidak
kacangan. Jika narasumber yang hadir adalah orang2 terpilih, tak ada
salahnya Anda juga tampil smart dan well-informed.
- Ngobrol dengan narasumber ketika mereka hadir di lokasi sebelum
acara berlangsung. Pengetahuan Anda tentang apa2 yang akan mereka bawakan
tidak hanya akan membuat hubungan Anda jadi lebih cair, namun juga membuat
sang narasumber berikan apresiasi kepada Anda atas pemahaman atau minimal
ketertarikan yang Anda punya atas materi yang akan dia bawakan.
2. Pilih busana baik-baik
Jangan
pakai baju warna kinclong atau apapun yang mencolok. Itu akan membuat Anda
tampak lebih menonjol ketimbang sang pembicara. Dalam acara di mana Anda jadi
moderator, ingat ingatlah untuk tidak tampak lebih keren secara menonjol
ketimbang sang narasumber. Dengan baju yang mencolok apalagi dandan yang
berlebihan, itu akan membuat perhatian audience dan pemirsa dokumentasi
foto/film menjadi teralihkan secara serius pada Anda. “Yah, klo dasarnya emg
keren gimana, dong?”. Iya, tahu. Tapi bagaimanapun, bintangnya adalah mereka
para narasumber, sayangnya bukan Anda sang moderator.
3. Persiapkan amunisi dengan baik
Anda
sebaiknya bersiap manakala panitia terlalu sibuknya hingga tak sempat siapkan
hal-hal remeh untuk kepentingan narasumber. Berikut adalah yang biasa saya
siapkan dan bawa pada saat acara:
- Form kurikulum vitae pembicara. Meskipun panitia biasanya punya,
tapi saya lebih suka pake punya sendiri manakala desain & layoutnya
lebih keren.
- Paparan perkenalan diri Anda sendiri, untuk dibacakan oleh MC. Saya
lebih menyukai model perkenalan yang sifatnya pemaparan alih-alih
berbentuk daftar yang membuat cara pembacaan menjadi kaku. Apapun,
sebaiknya ini Anda siapkan sendiri. Normalnya, Anda tak perlu membuat
perkenalan yang panjang apalagi sampai melebihi narasumber.
- Form pertanyaan peserta. Intinya adalah ada slot untuk mengisi
nama, asal, dan pertanyaan. Tapi tentu pake kertas kosong pun tak masalah.
Intinya Anda harus bawa, dan bukan hanya untuk Anda sendiri, tapi juga
untuk narasumber yang bisa jadi tak membawa selembar kertas pun bersama
mereka. Akan tampak profesional bila kertas2 yang Anda bawa memiliki kop
nama kegiatan. Itu akan membuat Anda (dan panitia) terkesan well-prepared.
- Surat Cinta untuk memberitahukan batas waktu. Saya biasa
menggunakan surat cinta untuk memberitahukan bahwa waktu kurang 15 menit,
kurang 5 menit, dan waktu telah habis. Saya cetak di kertas ukuran A5 dg
ukuran huruf super besar. Diupayakan pake kertas yang tebal, sedemikian
rupa sehingga bila Anda menunjukkannya ke pembicara, kertas tersebut tidak
trawang terlihat oleh hadirin. Dan satu lagi, bikin juga surat cinta untuk
memberitahu agar narasumber mempersingkat jawabannya (untuk digunakan di
sesi tanya jawab).
- Siapkan juga kertas kosong ukuran kecil (misal A5 bagi dua) untuk
surat-suratan dengan panitia, yakni manakala Anda memanggil panitia ke
meja Anda.
- Dan juga siapkan ballpoint, untuk Anda dan juga jaga-jaga buat narasumber (bisa minta ke panitia sebelum Anda maju ke depan).
Aktivitas Moderator pada Hari-H
Urutan
aktivitas seorang moderator adalah sebagai berikut
1) Moderator harusnya hadir
jauh sebelum acara dimulai. Bukan
dadakan. Dengan demikian, moderator bisa turut menyiapkan perangkat atau
memastikan ketersediaan alat dan bahwa itu semua berfungsi
- Meja dan kursi pembicara di depan
- Kursi pembicara yang tidak sedang berbicara
- Pengeras suara
- LCD proyektor
2) Moderator “membriefing”
panitia, sebelum acara dimulai, untuk perihal-perihal sebagai berikut:
- Minta kurikulum vitae; siapkan/bikin sendiri juga, just in case
- Kalo air minum dari moderator atau narasumber habis, minta ke
panitia agar langsung saja ganti dengan yang baru
- Ingatkan agar panitia memberikan minum/makanan dari sebelah kanan belakang
- Tunjuk/kenali panitia yang mengoperasikan perangkat elektronik
misal sound system dan slide
- Buat kesepakatan komunikasi dengan
panitia, terutama bila Anda butuh bantuan hingga membutuhkan panitia untuk
maju ke depan menghampiri Anda
3) Saat Pembicara memasuki
ruangan, siapkan tempat duduk sejak awal. Bilang ke panitia untuk
mengkhususkan kursi tertentu, dijaga agar tidak diduduki oleh peserta yang
datang terlebih dulu. Narasumber bisa diantar oleh panitia acara untuk kemudian
diperkenalkan kepada moderator.
4) Moderator memperkenalkan
diri kepada narasumber
5) Pembicara mengisi kurikulum
vitae. Siapkan ballpoint, just in case. Namun sebelumnya, tanyakan
apakah pembicara memiliki kurikulum vitae yang dibawa sendiri dari rumah.
Tanyakan bagaimanakah dia sang pembicara ingin diperkenalkan. Bisa jadi dia
punya pencapaian atau prestasi atau informasi apapun yang belum terdapat di
form CV. Bisa jadi juga dia sudah menyiapkan CV yang amat panjang -misal 6
halaman- dan dia punya arahan terkait mana-mana saja yang perlu dibacakan.
Intinya, buat sang pembicara senang atas bagaimana dia diperkenalkan.
6) Setelah pembicara rampung mengisi CV, moderator
melakukan koordinasi dengan pembicaraterkait:
- CV pembicara. Bacalah CV yang telah ditulis pembicara. Pastikan Anda
bisa membaca semua tulisan yang ada. Jika ada yang tak jelas, langsung
tanyakan, jangan sampai ada kejadian Anda terbata-bata atau kelihatan
bingung ketika sedang membaca CV. Yang paling utama, jangan sampai Anda
salah mengeja nama pembicara. Terutama untuk nama dengan ejaan lama dan
yang memiliki huruf o atau e (untuk orang jawa).
- Kisi-kisi materi, dikonfirmasikan lagi tentang apa yang akan
moderator sampaikan sebagai pengantar. Terkadang apa yang disampaikan
narasumber berbeda dengan apa yang sudah jadi arahan panitia. Maka hal ini
harus dikomunikasikan dengan baik.
- Kesepakatan masalah waktu. Informasikan berapa waktu total yang
dimiliki pembicara atau bahkan setiap pembicara. Jika acara ternyata
molor, maka sampaikan juga modifikasi jadwalnya.
- Pemberitahuan manakala waktu habis. Sampaikan bagaimana Anda akan
mengkomunikasikan habisnya waktu kepada pembicara. Tunjukkan contoh “surat
cinta” yang akan Anda sodorkan kepada mereka.
- Tanyakan tentang penyiapan laptop; mau minta dipasangkan atau lebih
suka pasang sendiri? Termasuk juga sistem audio yang nyambung ke laptop.
Lalu tanyakan, apakah butuh bantuan operator untuk slide?
- Jangan paksa narasumber untuk banyak berbicara. Pahami bahwa banyak
pembicara/narasumber yang butuh membentuk konsentrasi dan mengondisikan
diri sebelum mereka maju ke panggung. Jikapun mereka mengajak Anda
ngobrol, jangan obrolkan hal-hal yang tidak relevan dengan apa yang akan
dia sampaikan.
7) Masuk acara Pembukaan:
pembacaan agenda acara oleh MC, sambutan-sambutan, dan apapun yang masuk pada
prosesi pembukaan kegiatan. Sebagai moderator, Anda sebaiknya duduk manis
memperhatikan. Siapapun yg memberi sambutan, pastinya adalah orang penting yg
berharap Anda juga turut memperhatikan dia berbicara.
8 ) MC menyerahkan acara kepada
Anda sebagai Moderator, setelah sebelumnya memperkenalkan.
Gunakan dokumen perkenalan diri sesuai amunisi yang telah Anda siapkan.
9) Sesi Pertama
- Ucapkan salam setelah sebelumnya menebarkan senyum kepada hadirin.
Dan ketika mengucapkan salam, pastikan Anda memandang hadirin, jangan
menunduk melihat naskah/meja.
- Memberikan pengantar materi, misal mengapa kok materi yang akan
disampaikan penting untuk dimunculkan di acara ybs.
- Apa yang diharapkan dari peserta
- Mengundang pembicara ke depan
- Memperkenalkan pembicara
- Mempersilahkan pembicara mulai berbicara
- Mengingatkan lagi masalah waktu tanpa perlu terdengar di mike
- Ketika sudah selesai, berikan komentar/review singkat tentang apa yang baru
disampaikan
10) Sesi Kedua, ketiga, dan
seterusnya. Apa yang dilakukan adalah memberi simpulan
atau mencuplik sedikit bagian dari paparan yang baru saja disampaikan
“Menarik
sekali apa yang disampaikan oleh Bapak/Ibu. Jadi ternyata … . Nah, baik.
Sekarang, marilah kita beranjak pada pemaparan ke-2 yang akan disampaikan oleh
yang terhormat Bapak/Ibu ….
11) Pada Sesi Diskusi
- Memberi kesempatan peserta bertanya setelah sebelumnya mensosialisasikan berapa banyak termin yang tersedia, dan berapa penanya di setiap terminnya. Sekalian juga Anda sampaikan aturan main semisal keharusan untuk mengacungkan tangan, lalu menyebutkan nama dan asal sebelum bertanya, serta batasan jumlah pertanyaan yang boleh diajukan setiap orang.
- Menegaskan; yang disampaikan peserta tu pertanyaan atau pernyataan
- Membantu peserta dalam merumuskan pertanyaan. Beneran, banyak
sekali peserta yang bingung-bingung sendiri ketika bertanya.
- Memotong dan meringkas pertanyaan bila terlalu panjang
- Memancing pertanyaan dengan mengajukan frasa-frasa yang menggiring
pada pertanyaan.
- Menegaskan dan mengulang pertanyaan, entah sekedar untuk memastikan
seluruh peserta mendengar (manakala mike untuk peserta tidak tersedia)
atau untuk mengingatkan lagi ketika narasumber hendak menanggapinya.
12) Kesimpulan dan Penutup. Ada
kalanya kesimpulan tidak diperlukan jika memang forum/acaranya tidak
dimaksudkan untuk membuat atau menuju ke arah simpulan tertentu. Yang wajib
Anda sampaikan adalah poin-poin penting dari apa-apa yang telah disampaikan
narasumber dan juga berdasarkan hasil sesi diskusi.
13) Pemberian kenang-kenangan. Untuk ini, Anda bisa bantu narasumber untuk
memposisikan dirinya berdasarkan urutan tertentu di tempat pemberian
kenang-kenangan. Bagaimana Anda tahu urutannya? Tentu saja karena Anda
sebelumnya telah ngobrol dengan panitia tentang ini.
14) Foto bersama. Baik
sekali bila Anda berada di tengah-tengah para narasumber.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar